Jumat, 10 Desember 2010

Life Is Sooo... Complicated (part 3)

Life Is So Complicated (Part 3)


Sore itu, tanggal 13 September..
Mantha memang masih tinggal di apartment-nya Cryztal. Dan masalah ini tidak ada hubungannya dengan masalah tempat tinggal.  Tiba-tiba handphone Mantha berbunyi. Terdengar lagunya T-Max, Paradise versi Intro, salah satu soundtracknya film Korea yang sangat Mantha gemari, BBF (Boys Before Flowers) atau BOF (Boys Over Flowers). Mantha membuka flip handphonenya, Sony Ericsson W508i special edition, untuk menjawab teleponnya.
Almost Paradise taeyangboda deo ttaseuhan

Nal boneun neoui nunbicheun onsesang da gajindeutae
In my life nae jichin sarme biccheoreom
Dagawajun ni sarangeul eonje kkajina ganjikhal su itdamyeon…..

“Dari Calizta. Kenapa yah ? Tumben banget ni anak telpon gw ?”, lalu ia membuka flip handphonenya dan menjawab panggilan itu, “Hallo, Calizta ? Ada apa, kok tumben telpon cece ?”
Di keluarga Mantha memang sudah terbiasa, karena di dalam tubuh Mantha bersaudara terdapat darah orientalnya, jadi sudah biasa, kalau yang lebih kecil selalu memanggil yang lebih besar dengan sebutan ‘cece’ kalau kakak perempuan, dan ‘koko’ kalau kakaknya laki-laki.
Satu lagi keterangan, Calizta memang dipanggilnya ‘Calizta’ tapi, ia lebih suka dipanggil ‘Caliz’ atau ‘Lizta’.
“Ce Mantha, ce… Gaswat eh gawat ce…”
“Napa lagi, Lizta ? Mantanmu ngejar-ngejar kamu lagi, atau… apa masalahnya, Lizta ?”
“Gak, bukan itu…”
“Trus, apa dong ? Cece penasaran nih.. Mana ini kan interlokal Lizta.. Cepetan, mahal lho..”
“Ini masalah menyangkut cece… Cece jangan kaget yah.. Ce.. Cowo idaman cece, si Ray.. Di.. Dia pulang ke Indo ce, dia bilang lagi ambil cuti buat istirahat. Tapi, barusan dia ke sini ce.. Dia ke rumah kita ce. Dia minta alamat cece di Singapura, dan gobloknya Litha kasih gitu aja. She ruined everything, ce. Cece kan cerita sama aku kalo cece udah gak mau diganggu dia lagi kan ce ? Duh, ntar kalo dia nyusul gimana ce ? Dia tuh nyariin cece tauuuu… Gawat ce.. Gimana nih ce ?”
Tubuh Mantha serasa kaku, beku. Ia shock. Ia tidak menyangka Ray sampai senekat itu meminta alamatnya langsung dari keluarganya, padahal selama ini ia tidak tahu alamat rumah Mantha yang di Jakarta. Kepala Mantha serasa pusing. Dari dulu cuma Lizta yang tahu ia suka dengan Ray, yang bahkan Cryztal, her best-best friendnya saja tidak tahu. Apa ini saatnya ia harus jujur ke semua orang bahwa ia selama ini menyimpan fakta dan kenyataan berat di hatinya ? Apa ini saatnya ? Apa ini… saatnya ???
Tubuh Mantha terasa makin lemas, ia merasa ia sudah tidak lagi menapakkan kakinya lagi di atas lantai kamar ini.
BRUUUUKKKK… !!!
Terdengar suara seperti orang jatuh. Mantha pingsan. Sebelum pingsan, Mantha hanya dapat menggumamkan satu kalimat pendek dengan suara sangat lirih…
“Ray… He Come Back…”
Cryztal yang berada di luar kamar curiga. Kok tiba-tiba ada suara kayak orang jatuh ?
Ia langsung berpikir..
‘Mantha ?’
Iapun menerobos masuk ke kamarnya dan menemukan Mantha telah pingsan dengan wajah pucat, dan handphone yang masih dalam panggilan tersambung, terdengar juga suara Lizta yang berteriak-teriak..
“Ce !!! Cece !!!!”
Lalu, Mantha-pun diboyong ke rumah sakit oleh Cryztal dan papanya….
 •••••••••••••••••••••
TUT.. TUT.. TUT…
Suara itu yang terdengar oleh Mantha ketika ia terjaga. Entah berapa lama ia jatuh pingsan. Ketika ia terjaga, ia menggumamkan sesuatu..
“He come back..”
Dan Cryztal yang menunggu di sampingnya menyadari bahwa Mantha telah sadar. Ia langsung memegang tangan Mantha.
“Man… Mantha..” panggil Cryztal dengan suara sengau.
“Errrrrr…. C.. Cr.. Cryztallll…”
“Iya Mantha, ini gw.. Mantha lo kenapa, Man, ampe pingsan gini ?”
Perlahan Mantha membuka matanya lebar-lebar, menggerakkan tangannya, kakinya, sedikit badannya. Lalu, ia perlahan membuka mulutnya yang terasa sangat kering.
“Man… minum dulu, minum dulu..”, lalu Cryztal mengambil gelas berisi air putih dan menyodorkannya pelan-pelan ke Mantha. Mantha meneguknya sedikit.
Lalu, Mantha berusaha duduk, namun dicegah oleh Cryztal.
“Wait a minute, Man, gw mau manggil dokter dulu, setelah itu, baru lo boleh duduk.”
Lalu, Cryztal membawa satu dokter dan satu suster masuk. Dan Mantha-pun diperiksa.
Setelah Mantha diperiksa dan tim dokter telah keluar, Cryztal menghampiri Mantha.
“Mantha, lo gak pa pa kan ? Lo ada masalah apa sih ampe setelah ditelepon Lizta jadi pingsan ?”
Mantha berusaha duduk dan diam merenung sesaat. Memikirkan apa yang harus dikatakannya. Sesaat setelah hening menyergap mereka berdua, Mantha meneteskan air matanya.
“Mantha ? Kok lo nangis ? Ada apa, Man ?”
“Cryztal…” suara Mantha terdengar lirih.
“Ya, Mantha, ada apa ?”
“Maafin gw..”
“Emangnya lo salah apa sama gw ampe lo minta maaf sama gw ?” Cryztal terlihat bingung.
“Selama ini gw gak pernah jujur sama lo, gw gak pernah cerita yang sebenarnya sama lo…”
“Maksud lo ?”
“Begini…”, lalu Mantha-pun mulai bercerita. Tentang ia berhubungan dengan Ray, si cowok idaman semua cewek di sekolahnya, juga sekolah Cryztal dulu, tentang Ray dan dia yang suka ketemu diam-diam di belakang sekolah, tapi dia dan Ray tidak pernah pacaran, jadi cerita yang selama ini ia umbar-umbar ke semua orang di sekolahnya sekarang dan juga Cryztal tahu itu semua hanyalah isapan jempol belaka, perpisahannya dengan Ray yang membuat hidupnya menjadi sangat berat, beban di hatinya ia bawa kemana-mana, ia menjadi terobsesi dengan keberadaan Ray di hidupnya dan menginginkannya lebih dari sekadar teman, dan sekarang perasaannya terhadap Ray sudah mulai pudar, karena ia tahu, ada seseorang yang telah mengisi hatinya, tapi ia belum siap mengatakan siapa orang itu, juga ditambah lagi Ray yang nekat nyusul ke Singapura hanya untuk menemui Mantha.
Diceritakan yang sebenarnya seperti itu, Cryztal terlihat sangat kaget, ia seperti tidak percaya, best friend-nya ternyata tidak jujur dengannya, namun ia juga tidak bisa marah, karena beruntung Ray bukan tipe cowok idamannya dan Mantha juga tidak pacaran dengan Ray. Namun ia bingung, sosok siapakah yang sekarang sedang mengisi hati Mantha, sampai-sampai memudarkan rasa obsesi Mantha terhadap Ray.
“Mantha, gw gak nyangka…”
“Tuh kan, lo pasti kecewa kan, karena gw selama ini udah boong sama lo. Ya kan ?
“Nggak, bukan itu, Man… Gw gak nyangka, beban hidup yang lo pegang selama ini ternyata berat banget. Mulai dari Ray ninggalin lo, terus, lo sebegitu desperate-nya ampe lo ngarang-ngarang cerita lo udah pacaran ma Ray, terus perasaan lo yang mulai pudar ke Ray  karena ada sosok baru yang mengisi hati lo, namun tak ayal, Man, sepertinya lo masih cinta sama Ray, karena lo kaget dan shock, ampe pingsan segala dua hari lagi.. Lo benar-benar berada dalam dilema yang besar, Man. Tenang aja, Man, gw gak bakal marah kok karena lo udah boong ma gw, karena Ray toh juga bukan tipe cowok idaman gw, dan gw akan selalu nemenin lo untuk menyelesaikan dilema di hati lo.”
“Cryztal, kali ini gw yang harus bersyukur, untuk mempunyai temen kayak lo, yang selalu ngedukung gw…”, lalu Mantha berusaha memeluk Cryztal yang juga disambut oleh pelukan hangat seorang sahabat dari Cryztal.
Dan Cryztal-pun menyahut, “Karena itulah gunanya seorang temen, ya kan Mantha ?”
“Ya.. Ya Cryz…”
Merekapun tersenyum, meskipun Mantha belum sepenuhnya pulih dari shock-nya dan masalah yang belum terselesaikan masih terlalu banyak di depannya…
•••••••••••••••••••••

Tidak ada komentar:

Posting Komentar